Acara penghargaan musik untuk insan musik Indonesia lagi setelah beberapa hari yang lalu ada Dahsyatnya Award, yaitu Anugerah Musik Indonesia atau AMI Awards 2009 yang dilangsungkan semalam, hari Jumat tanggal 24 April 2009 dan ditayangkan secara live di RCTI. AMI Awards 2009 ini merupakan AMI award yang ke-12.
Daftar Pemenang AMI Awards 2009 sebagai berikut* :
* Idola Cilik : Lagu Idola Cilik (All Artist)
* Lagu Pop Terbaik : Laskar Pelangi (Nidji)
* Pendatang baru terbaik : The Changcuters
* Album pop terbaik : (P.U.S.P.A) ST 12
* Artis Solo Wanita/Pria/Duo/Dangdut Terbaik : Ridho Irama dan Sonet 2 Band - lagu menunggu
* Ring Back Tone : Ungu (Dengan Nafasmu)
* Artis Solo Wanita : Agnes Monica
* Artis Solo/Duo/Kolaborasi/Grup Rock terbaik : Kotak
* (Karya Produksi) Terbaik : Laskar Pelangi- Nidji
* Karya Produksi World Music Instrumental Terbaik : Clarissa Tamara Lagu Aku Cinta
* Karya produksi Keroncong terbaik : Gesang (Sebelum aku mati)
* Dangdut melayu terbaik : Iis Dahlia (Janji hati)
* Artis solo wanita/pria/duo/grup dangdut terbaik : Liza Natalia (Pasukan joged)
* Lagu berbahasa daerah terbaik : Koko Thole (Gandrung)
* Karya Kolaborasi terbaik : Dewiq feat Ipank (Be Te)
* Album Jazz terbaik : It's Time (Tohpati)
* Artis Solo Pria terbaik : Afgan ( Terima kasih cinta )
* Album rock terbaik : Kotak Kedua ( Kotak )
* Duo/Kolaborasi/Grup terbaik : Kerispatih ( Demi Cinta )
* Produser rekaman terbaik : The Special one (Yovie W & Jan Djuhana, Sony BMG)
* Karya R & B terbaik : Tompi ( Sedari dulu )
* Karya dance/electronic terbaik lewat lagu : ‘Selamat Malam’ Pongky Jikustik
* Lifetime Achivement : God Bless
Selamat buat para Pemenang AMI Awards 2009, maju terus industri musik Indonesia, semakin berkualitas di masa yang akan datang.
Nyari-nyari video AMI Awards 2009 ini di Youtube, tapi belum nemu juga, mungkin belum ada yang upload ya, hehe. Baru nemu satu video AMI Awards yaitu ketika Agnes Monica menerima penghargaan sebagai Artis solo wanita terbaik, yang upload memang fansnya Agnes Monica tuh kayaknya.
Senin, 18 Mei 2009
PemeNang AMI Award`s 2009
Diposting oleh aiii_zha.....Mengapa SBY Memilih Boediono
Diposting oleh aiii_zha.....Sang profesor ekonomi itu menyedot mata sekujur negeri. Mengenakan celana hitam, batik merah panjang, berpeci hitam, dia berdiri di atas podium itu. Sabuga, Bandung, Jawa Barat.
Dalam deklarasi Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono sebagai pasangan calon presiden pemilihan umum 2009 itu, wajah sang guru besar ini terlihat sumringah, tapi tetap tenang, juga tetap bersahaja.
Dan ini bukanlah Boediono yang biasa kita jumpai. Yang irit bicara, doyan jawaban pendek-pendek, yang bikin kesel para reporter karena suka menghindar jika ditanya.
Dihadapan dua ribu orang malam itu, Boediono polos mengaku,”Saya tahu penunjukan diri saya penuh kontroversi.” Dengan aksentuasi yang tegas dia melanjutkan bahwa silang pendapat itu adalah buah dari demokrasi yang hidup.
“Sebagai hasil dari reformasi yang ditebus dengan badan dan jiwa mahasiswa Indonesia 10 tahun lalu,”katanya.Tepuk tangan hadirin bergemuruh.
Kontroversi,memang sudah menyergap Boediono sejak namanya dipastikan menjadi calon wakil presiden. Partai Amanat Nasional(PAN) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengirim protes keras.
Mereka menggelar pertemuan di sejumlah tempat. Di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Hotel Nikko di Jakarta Pusat. Rekan koalisi Partai Demokrat itu memang sudah mengajukan nama calon wakil presiden.
Anis Matta, Sekretaris Jenderal PKS, menegaskan bahwa setiap partai peserta koalisi sudah mengajukan calon wakil presiden. Tapi itu tidak direken Yudhoyono. Padahal, kata Anis, ini menyangkut pilihan konstituen. Keinginan arus bawah agar kader-kader PKS bisa bekerja. Kalau memilih Boediono, “Mereka tidak merasa terwakili sama sekali."
Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan, juga kaget dengan munculnya nama Boediono. PAN sendiri mengharapkan SBY atau Demokrat memilih calon wakil presiden yang disetor partai politik. "Munculnya Boediono ini mengejutkan. Saya khawatir militansi kader-kader partai akan mengendor karena munculnya Boediono," kata Ketua Fraksi PAN di parlemen itu.
Protes terbuka itu lah yang membuat Yudhoyono mengundang pimpinan tiga partai koalisi bertandang ke Wisma Negara, Selasa malam lalu. Di sana dijelaskan alasan memilih Boediono. "Kami sudah menjelaskan alasannya," kata Andi Mallarangeng, salah satu ketua Partai Demokrat. Tapi PKS absen dari pertemuan itu.
Sejumlah unjuk rasa menentang Boediono juga digelar sekelompok mahasiswa. Rupa-rupa alasannya. Sebagian menolak karena Boediono dianggap sebagai pewaris aliran ekonomi neoliberal, yang bertahun-tahun mengurung ekonomi rakyat di bawah ketiak modal asing.
Tapi di Sabuga Jumat malam itu, hampir semua petinggi partai koalisi hadir. Juga Presiden PKS Tifatul Sembiring. Dari atas podium Boediono menjawab langsung ke titik kontroversi itu. Perekonomian kita, katanya, tidak bisa diserahkan sepenuhnya kepada pasar bebas.
Perlu intervensi dengan aturan main yang jelas dan adil. Dan alat untuk melakukan intervensi itu adalah negara. Hanya saja, “Negara tidak boleh terlalu campur tangan, tapi juga tidak boleh tidur.”
Di awal abad ke 20, lanjutnya, Bung Karno di kota Bandung ini menyatakan “Indonesia Mengugat”. Waktu itu Indonesia mengugat penjajahan. Kini yang kita gugat adalah penjajahan oleh kekuatan luar dan dari dalam yang membuat kita merasa terpuruk.
Mencapai semua harapan itu Boediono berjanji bekerja keras. “Mulai hari ini,” katanya menutup pidato malam itu. Gempita tepuk tangan membahana.
Satu per satu tamu pergi meninggalkan gedung itu. Di atas panggung bersama istrinya Herawati, Boediono terlihat akrab berbincang dengan Tifatul Sembiring. Cukup lama, lalu cipika-cipiki.
Cikeas, kata sumber VIVANews, mulai menghitung nama Boediono setelah pemilihan legislatif digelar. Pertengahan April lalu, kata sumber itu, setelah hasil quick count sejumlah lembaga survei mengunggulkan Partai Demokrat, SBY mengutak-atik calon wakil presiden.
Yang hadir dalam pembahasan itu cuma orang-orang dekat SBY. Bahkan pasukan pengaman yang selalu mengawalnya tidak boleh hadir.Tampaknya sang calon presiden Demokrat itu hendak menjaga perasaan banyak kandidat Cawapres yang gencar mendekat ke Cikeas saat itu. “Dia tak mau pembicaraan itu bocor sedikitpun,” kata sumber itu.
Sabtu, 16 Mei 2009
Sepuluh tahun terakhir, jumlah perempuan yang bekerja di bidang film terus bertambah dan mampu memberi warna tersendiri di dunia perfilman Indonesia. Sutradara film "Pasir Berbisik", Nan T Achnas kepada ANTARA di Jakarta, Jumat mengungkapkan perempuan di dunia film mengalami perkembangan luar biasa baik dari segi jumlah perempuan yang bekerja di bidang film, maupun tema film yang secara kritis mengangkat kehidupan atau masalah-masalah sosial yang dihadapi perempuan
"Ketika perfilman Indonesia belum mengalami mati suri, dulu ketika masih ada Departemen Penerangan, ada aturan bila perempuan ingin menjadi sutradara, maka dia harus mengikuti sistem berjenjang dulu. Misalnya harus beberapa kali menjadi pencatat adegan dulu, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi sutradara, perlu perjuangan yang panjang," katanya.
Peraturan semacam itu, lanjutnya, membuat jumlah perempuan yang menjadi sutradara, produser, atau yang berperan dalam pengambilan keputusan sangat minim. Kalaupun ada perempuan yang bekerja di bidang film, sebagian besar masih sebagai pencatat adegan atau keberlangsungan adegan saja.
"Selain persoalan sistemnya, dulu banyak orangtua menganggap dunia film tidak cocok untuk anak-anak perempuan mereka. Dunia film dianggap tidak punya masa depan dan suram. Ketika saya kuliah di IKJ (Institut Kesenian Jakarta, red) teman saya yang perempuan yang satu angkatan di bidang film hanya tiga orang, sementara sekarang jumlahnya bisa 50 persen dari jumlah total mahasiswa," katanya.
Ia menambahkan, sekarang ini setelah perfilman Indonesia bangkit kembali, banyak sineas perempuan yang menonjol dan sukses lewat karya-karyanya. Mereka diantaranya adalah Mira Lesmana, Shanti Harmain, Christine Hakim, dan Nia Dinata.
"Mereka bisa menempati posisi yang sebelumnya hanya didominasi kaum pria, seperti misalnya Mira Lesmana, Christine Hakim, dan Nia Dinata yang menjadi produser, sutradara, dan juga pengambil keputusan penting dalam sebuah film," katanya.
Nan T Achnas adalah sutradara perempuan Indonesia yang karya filmnya banyak mendapatkan penghargaan di berbagai festival film international. Bersama dengan Riri Riza, Mira Lesmana dan Rizal Mantovani membuat sebuah film yang berjudul "Kuldesak" pada tahun 1998.
Pada 2001 ia membuat film "Pasir Berbisik" yang mendapatkan delapan penghargaan dari berbagai Festival Film Internasional, antara lain Rotterdam International film Festival, Pusan International Film Festival, Seatle International Film Festival, Deauville International Film Festival - Perancis, Asian Pasific International Film Festival.
Selanjutnya pada 2003, Nan membuat film "Bendera" yang mendapatkan penghargaan di Tokyo International film Festival. Filmnya yang lain berjudul "The Photograph" di rilis tahun 2007, skenarionya mendapatkan empat dana pembiayaan film dari Fond Sud-Pemerintah Perancis, Goteborg International film festival, Prince Claus Award-Belanda dan Locarno International Film Festival.